Nahi mungkar wajib dilakukan oleh siapa saja yang melihatnya, lebih-lebih bila kemungkaran itu terjadi di lingkungan keluarga kita sendiri. Sabda Nabi Saw.
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ (رواه مسلم)
“Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.” (HR. Muslim no. 49)
Namun demikian hendaknya dalam melakukan nahi mungkar Anda memakai etika dan cara-cara yang bijak. Firman Allah
اُدْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
“Serulah kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yg baik”
Pertama mungkin Anda bisa mulai dengan menasehatinya baik-baik. bila tidak memungkinkan Anda bisa memberinya buku-buku islami atau kaset-kaset ceramah. Bisa juga Anda minta bantuan orang yang disegani untuk menasehatinya. Bahkan kalau memang dipandang perlu Anda bisa menggunakan surat kaleng.
Jika semua solusi tadi tidak juga berhasil, minimal yang harus Anda lakukan adalah nahi mungkar dengan hati. Yaitu membenci perbuatannya dan tidak bergaul dengannya. Tapi jangan lupa untuk selalu mendoakannya.
Alhasil, harus ada upaya dari diri kita untuk menghilangkan kemungkaran tersebut. Selanjutnya Allah-lah yang akan memberi mereka hidayah. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan hidanyah-Nya kepada Anda sekeluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan banyak2